Sebagaimana
dimaklumi bawa cukup banyak doa-doa yang dapat menjadi pilihan ketika
hendak tidur. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan, karena bagi kita
tidur bukan hanya sekedar bentuk istirahat. Tetapi lebih jauh dari itu
bahwa pada saat kita tertidur, segala kuasa dan kemampuan baik secara
pisik maupun pikiran sedang diambil oleh Allah
swt. Sehingga segala sesuatunya diserahkan kepada Yang Maha mengurus
alam ini. Lebih dari itu Ruh kita sedang digenggam oleh Allah dalam
kekuasaan-Nya. Maka pada saat hendak tidur itulah kita serahkan segala
yang ada pada diri kita.
Di dalam
lafal doa-doa hendak tidur itu tersurat dan tersirat makna-makna
demikian. Dan kita dapat memilih salah satunya.
Sebelum membacanya dianjurkan beberapahal sebagai berikut :
Berwudlu, membersihkan tempat tidur sebelum berbaring, dan berbaring
kesebelah kanan bagian badan.
بِاسْمِكَ أَمُوتُ
وَأَحْيَا. رواه البخاري، عن حذيفة بن اليمان
2. Bismika
amuutu wa ahya
Artinya:
Dengan
nama-Mu aku mati dan aku hidup.
H.r. Al
Bukhari, I: 1136. Dari Hudzaifah.
اللَّهُمَ بِاسْمِكَ أَحْيَا وَبِاسْمِكَ
وَأمُوتُ. رواه مسلم، احمد، ابن أبي شيبة. عن
البراء
3. Alloohumma
bismika ahya wa bismika wa amuutu
Artinya:
Ya Allah
dengan menyebut nama-Mu aku hidup dan dengan menyebut nama-Mu aku mati. H.r. Muslim,
Sahih Muslim, IV: 2083, Ahmad, Amusnad Al Imam Ahmad, IV: 302, Ibnu Abi
Syaibah, V: 322, dari Al Bara.
Dalam riwayat
yang lain
اَللّهُمَّ بِسْمِكَ أَحْيَا وَأَمُوْتُ.
رواه البخاري، ابو داود. عن حذيفة بن اليمانى
4. Alloohumma
bismika ahya wa amuutu
Artinya:
Ya Allah
dengan menyebut nama-Mu aku hidup dan aku mati. H.r. Al
Bukhari, Shahih Al Bukhari, I: 1337, Abu Daud, Sunan Abu Daud,
II: 486, dari Hudzaifah bin Al Yamani
بِاسْمِكَ رَبِّ وَضَعْتُ جَنْبِي وَبِكَ
أَرْفَعُهُ إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَاغْفِرْ لَهَا وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا
فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ. رواه البخاري،
احمد. عن أبي هريرة
5. Bismika
robbi wa dlo’tu janbii wa bika arfa’uhu in amsakta nafsii faghfir laha
wa in arsaltaha fahfadhha bima tahfadhu bihi ‘ibadakas sholihiina
Artinya:
Dengan
menyebut nama-Mu ya Tuhanku, aku baringkan tubuhku dan karena-Mu aku
akan mengangkatnya (bangun lagi). Jika Engkau tahan ruhku (Engkau
wafatkan), ampunilah dia. Dan jika Engkau lepaskan kembali (masih
hidup), maka periharalah dia dengan apa-apa (cahaya keimanan) yang Engkau telah memelihara hamba-hamba-Mu yang sholih. H.r. Al
Bukhari, I: 1338, Ahmad, Musnad al Imam Ahmad, XV: 361, dari Abu
Hurairah.
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبِّي بِكَ
وَضَعْتُ جَنْبِي وَبِكَ أَرْفَعُهُ إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَاغْفِرْ
لَهَا وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ
الصَّالِحِينَ. رواه مسلم، ابن حبان. عن ابي هريرة
6.
Subhanakalloohumma robbi bika wadlo’tu janbii wa bika arfa’uhu in
amsakta nafsii faghfirlaha wa in arsaltaha fahfadhha bima tahfadhu bihi
‘ibadakas shoolihiina
Artinta:
Mahasuci
Engkau ya Allah Tuhan kami,
karena-Mu aku baringkan tubuhku dan karena-Mu aku mengangkatnya
Bangun lagi). Jika Engkau tahan ruhku, ampunilah dia. Dan jika Engkau
lepaskan kembali, maka periharalah dia dengan apa-apa (cahaya keimanan)
yang Engkau telah memelihara hamba-hamba-Mu yang
sholih.
H.r. Muslim, Sahih
Muslim, II: 580. Ibnu Hiban, Shohih Ibnu Hiban, VII: 425.
Dari Abu Hurairah
اَللّهُمَّ إِنِّي أَسْلَمْتُ نَفْسِي
إِلَيْكَ وَوَجَهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ
وَفَوَضْتُ اَمْرِى إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ لاَ مَلْجَأَ
وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلاَّ إِلَيْكَ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الذِي
أَنْزَلْتَ وَنَبِيِّكَ الذِي أَرْسَلْتَ. رواه مسلم، البخاري، احمد،
الترمذي، النسائى، ابن حبان، الدارمي. عن البراء
7. Allohumma
inni aslamtu nafsii ilaika wa wajahtu wajhii ilaika wa aljatu dhahri
ilaika wa fawadltu amri ilaika ragbatan wa rahbatan ilaika la malja wa
la manja minka illa ilaika amanntu bikitaabika alladzi anzalta wan
nabiyyika alladzi arsalta.
Artinya:
Ya Allah, aku
menyerahkan diriku kepada-Mu dan aku menyerahkan
urusan diriku kepada-Mu serta kekuatan diriku kepada-Mu, karena harapan
dan takut pada-Mu, tidak ada tempat berlindung dan tempat berlari dari
azabMu, kecuali hanya kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab-Mu yang Engkau
turunkan dan aku beriman kepada Nabi yang Engkau utus”.
H.r. Muslim, Sahih
Muslim,II: 579, Al Bukhari, sahih Al Bukhari, I: 1337, , Ahmad, Musnad al Imam Ahmad XXX:
530, At Tirmidzi, Tuhfatul Ahwadzi, X: 26, An Nasai, As Sunanul
Kubra, VI: 193, Ibnu Hiban, Sahih Ibnu Hiban, VII: 428, Ad
Darimi, Sunan Ad Darimi, II: 290. Abu Daud, Sunan Abu
Daud, Dari Al Bara bin Azib
Keterangan
Dalam hadis
itu diterangkan, Rosulullah saw. bersabada,’Bila seseorang hendak tidur
membaca doa ini, ditaqdirkan ia meninggal dunia pada waktu tidurnya itu,
maka ia wafat di dalam fitrah.
اللَّهُمَّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ
تَبْعَثُ عِبَادَكَ.
رواه الترمذي، البزار، النسائى، الطبراني،
احمد، الطيالسي. عن البراء بن عازب. ورواه الترمذي، البزار، الحميدي. عن
حذيفة
8. Alloohumma
qinii ‘adzaabaka yauma tab’atsu ‘ibaadak
Artinya:
Ya Allah
periharalah aku dari siksa-Mu pada hari Engkau bangkitkan hanba-hamba-Mu.
H.r. At
Tirmidzi, Tuhfatul Ahwadzi, V: 439, Al Bazar, VII: 237, An
Nasai, As Sunanu Al Kubra,VI: 188, At Thabrani, Al Mu’Jamus
Shogir, II: 177, Ahmad, Musnad al Imam Ahmad, XXX : 521,
At Thayalisi,I : 97, dari Al Bara bin ‘Azib.
Dan riwayat
At Tirmidzi, Tuhfatul Ahwadzi, IV: 439, Al Bazar VII: 246, Al
Humaidi, I: 210, dari Hudzaifah AlYamani.
Keterangan
Imam At
Tirmidzi menyatakan,’Hadisnya hasan shohih”.
اَللّهُمَّ بِاسْمِكَ رَبِّ وَضَعْتُ
جَنْبِي فَاغْفِرْ لِي ذَنْبِيْ. رواه احمد، النسائي، السنن الكبرى، وعمل
اليوم والليلة، ابن أبي شيبة. عن عبد الله بن عمرو
9. Alloohumma
bismika robbi wadlo’tu janbii faghfir lii dzanbii
Artinya:
Ya Allah,
dengan menyebut nama-Mu Tuhan kami aku baringkan tubuhku ampunilah
dosaku.
H.r. Ahmad,
XI: 190, An Nasai, As Sunanul Kubra, VI : 192, dan Amalul
Yaumi wal Lailat 1: 455, Alfiyah Ibnu Abu Syaibah, VII :
45, dari Abdullah bin Amr.
Keterangan :
Adapun doa
hendak tidur dengan lafal di atas hadisnya dlo’if. Pada riwayat
Ahmad dan An Nasai terdapat rowi bernama Huyay bin Abdullah bin
Syuraih, yang menurut Al Bukhari,’Fihi Nadhorun” adapun menurut An
Nasai,’Ia rowi yang tidak kuat”. Tahdzubul Kamal, VII: 489.
Sedangkan
dalam riwayat Ibnu Abu Syaibah terdapat rowi bernama Abdurrahman bin
Ziad bin An’um Al Afriqi. Dia dinyatakan dlo’if oleh Ibnu Ma’in. Tahdzibul
Kamal, XVII : 102-110.
10.
Dianjurkan Sebelum Tidur Membaca:
a. Takbirh 33
X. atau 34 X
b. tasbih 33
x.
c. tahmid 33 x
Adapun
hadisnya sebagai berikut.
عَنْ
عَلِيٍّ أَنَّ فَاطِمَةَ عَلَيْهِمَا السَّلاَم شَكَتْ مَا تَلْقَى فِي
يَدِهَا مِنَ الرَّحَى فَأَتَتِ النَّبِيّ َ r تَسْأَلُهُ خَادِمًا فَلَمْ
تَجِدْهُ … فَقَالَ أَلاَ أَدُلُّكُمَا عَلَى مَا هُوَ خَيْرٌ لَكُمَا مِنْ
خَادِمٍ إِذَا أَوَيْتُمَا إِلَى فِرَاشِكُمَا أَوْ أَخَذْتُمَا
مَضَاجِعَكُمَا فَكَبِّرَا ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ وَسَبِّحَا ثَلاَثًا
وَثَلاَثِينَ وَاحْمَدَا ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ فَهَذَا خَيْرٌ لَكُمَا
مِنْ خَادِمٍ. رواه البخاري
Artinya
Dari Ali,
bahwasannya Fatimah ‘alaihas salam mengadu tentang ular yang mengenai
tangannya, lalu ia mendatangi Nabi saw. meminta diberikan penbantu,
tetapi ia mendapatkannya. Maka Nabi saw. bersabda,’Maukah aku tunjukkan
kepada kalian berdua yang lebih baik dari seorang pembantu? Apabila
kalian menuju tempat tidur atau sudah berada ditempat tidur (hendak
tidur), hendaklah kalian bertakbir sebanyak 33 x, bertasbih 33 x, dan
bertahmid 33 x. Maka hal ini lebih baik bagi kalian berdua daripada
seorang pembantu.
H.r. Al Bukhari, I : 1338.
Selain hadis
di atas terdapat pula hadis yang menerangkan dengan tiga puluh empat
(34) kali takbir bukan dengan tiga puluh tiga, adapun tasbih dan
tahmidnya dengan bilangan yang sama.
…فَقَالَ أَلاَ أَدَلُّكُمَا عَلَى خَيْرٍ
مِمَّا سَأَلْتُمَاهُ إِذَا أَخَذْتُمَا مَضَاجِعَكُمَا فَكَبِّرَا اللهَ
أَرْبَعًا وَثَلاَثِيْنَ وَاَحْمَدَا ثَلاَثًا وَثَلاَثِيْنَ وَسَبِّحَا
ثَلاَثًا وَثَلاَثِيْنَ فَإِنَّ ذَلِكَ خَيْرٌ لَكُمَا مِمَا سَأَلْتُمَاهُ
…
…Maka Nabi
saw. bersabda,’Maukah aku tunjukkan kepada kalian berdua yang lebih baik
daripada yang kalian minta? Apabila kalian menuju tempat tidur atau
sudah berada di tempat tidur (hendak tidur), hendaklah kalian bertakbir
sebanyak 34 x, bertahmid 33 x, dan bertasbih 33 x,. Maka hal ini lebih
baik bagi kalian berdua daripada sesuatu yang kalian minta …
H.r. Musnad
Al Imam Ahmad bin Hanbal, I : 95. Shohih AlBukori, III :
1133, Muslim, IV : 2092, Sunan AlBaehaqi AlKubro, VII : 293, Syarah
Ma’annil Atsar, III : 233, dan Musnad AlHumaedi, I : 24
Karena kedua
pihak hadisnya sahih, maka kita dapat mengucapkan takbir sebanyak tiga
puluh tiga atau tiga puluh empat kali.
11.
Dianjurkan Membaca Mu’awwidzat Sebelum Tidur
Yang dimaksud
dengan Mu’awwidzat, ialah menbaca tiga surat, yaitu surat al Ikhlas, al
Falaq, dan an Nas. Lalu dirapatkan kedua belah tangan ditiup dan kedua
tangan itu diusapkan keseluruh badan yang sekiranya terjangkau.
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ r كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ
لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا قُلْ
هُوَ اللهُ أَحَدٌ وَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وَ قُلْ أَعُوذُ
بِرَبِّ النَّاسِ ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ
يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ
يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ . رواه البخاري، ابن حبان، الترمذي،
احمد، اسحاق بن راهويه، ابو داود.
Artinya
Dari Aisyah,
keadaan Nabi saw. setiap malam apabila menuju tempat tidurnya (hendak
tidur), beliau menyatukan kedua telapak tangannya lalu meniup keduanya
lalu membaca Qulhuwallah, Qul ‘Audzu birrabbil falaq, dan Qul ‘Audzu
birrabbinnas. Lalu beliau mengusapkan kedua telapak tangan beliau pada
bagian-bagian yang tejangkau dari seluruh tubuh beliau. Beliau memulai dari kepala, wajah, dan badan bagian depan. Beliau
melakukan hal itu sebanyak tiga kali.
H.r. Al
Bukhari, I: 1091, Ibnu HibanV XII: 429, At Tirmidzi, Tuhfatul
Ahwadzi, V: 473, Ahmad, VI: 116, Ishoq bin Rahawaih, II: 281, III:
989, Abu Daud, II: 488.
Keterangan :
Hadis ini
menunjukkan bahwa Rosulullah saw. melakukannya setiap malam sebelum
tidur, demikianlah menurut Aisyah r.a. Tetapi ada lagi riwayat lain yang
menerangkan bahwa beliau melakukan demikian dalam keadaan sakit keras.
Pada hadis itu terdapat lafal sebagai berikut :
فَلَمَّا اشْتَكَى كَانَ يَأْمُرُنِي أَنْ
أَفْعَلَ ذَلِكَ بِهِ
Ketika beliau
merasa sakit, beliau menyuruh saya untuk melakukannya kepada beliau.
Adapun di
dalam riwayat lain dalam riwayatnya Ibnul Mubarak dari Yunus dengan
lafal :
فَلَمَّا اشْتَكَى وَجَعَهُ الَّذِي
تُوُفِّيَ فِيهِ طَفِقْتُ أَنْفُثُ عَلَيْهِ
Maka ketika
beliau merasa sakit (yang beliau terus wafat) Mulailah saya yang
meniupkannya.
Perlu
diketahui bahwa kedua riwayat ini tidak bertentangan. Artinya beliau
melakukannya ketika sehat dan sakitnya. Jadi tidak ada pertentangan pada
kedua macam lafal di atas. Dan yang menjadi suatu keistimewaan adalah
ketika beliau tidak lagi mampu melakukannya sendiri, beliau menyuruh
Aisyah untuk melakukannya pada beliau.
Sumber : Persis.or.id
Sumber : Persis.or.id
0 comments