Diceritakan kembali oleh:
Renny Yaniar
Zaman
dahulu, ada sebuah kerajaan di Jawa Barat. Negeri itu dipimpin oleh
seorang raja. Prabu, begitulah orang memanggilnya. Ia adalah raja yang
baik dan bijaksana. Tak heran, kalau negeri itu makmur dan tenteram. Tak
ada penduduk yang lapar di negeri itu.
Semua sangat
menyenangkan. Sayangnya, Prabu dan istrinya belum memiliki anak. Itu
membuat pasangan kerajaan itu sangat sedih. Penasehat Prabu menyarankan,
agar mereka mengangkat anak. Namun Prabu dan Ratu tidak setuju. "Buat
kami, anak kandung adalah lebih baik dari pada anak angkat," sahut
mereka.
Anak itu tumbuh menjadi orang dewasa yang tinggi besar. Karena itu ia dipanggil dengan nama Kebo Iwa, yang artinya paman kerbau.
Ratu
sering murung dan menangis. Prabu pun ikut sedih melihat istrinya..
Lalu Prabu pergi ke hutan untuk bertapa. Di sana sang Prabu terus
berdoa, agar dikaruniai anak. Beberapa bulan kemudian, keinginan mereka
terkabul. Ratu pun mulai hamil. Seluruh rakyat di kerajaan itu senang
sekali. Mereka membanjiri istana dengan hadiah.
Sembilan bulan
kemudian, Ratu melahirkan seorang putri. Penduduk negeri pun kembali
mengirimi putri kecil itu aneka hadiah. Bayi itu tumbuh menjadi anak
yang lucu. Belasan tahun kemudian, ia sudah menjadi remaja yang cantik.
Kebo
Iwa memang serba besar. Jangkauan kakinya sangat lebar, sehingga ia
dapat bepergian dengan cepat. Kalau ia ingin minum, Kebo Iwa tinggal
menusukkan telunjuknya ke tanah. Sehingga terjadilah sumur kecil yang
mengeluarkan air.
Prabu dan Ratu sangat menyayangi putrinya.
Mereka memberi putrinya apa pun yang dia inginkan. Namun itu membuatnya
menjadi gadis yang manja. Kalau keinginannya tidak terpenuhi, gadis itu
akan marah. Ia bahkan sering berkata kasar. Walaupun begitu, orangtua
dan rakyat di kerajaan itu mencintainya.
Hari berlalu, Putri pun
tumbuh menjadi gadis tercantik di seluruh negeri. Dalam beberapa hari,
Putri akan berusia 17 tahun. Maka para penduduk di negeri itu pergi ke
istana. Mereka membawa aneka hadiah yang sangat indah. Prabu
mengumpulkan hadiah-hadiah yang sangat banyak itu, lalu menyimpannya
dalam ruangan istana. Sewaktu-waktu, ia bisa menggunakannya untuk
kepentingan rakyat.
Prabu hanya mengambil sedikit emas dan
permata. Ia membawanya ke ahli perhiasan. "Tolong, buatkan kalung yang
sangat indah untuk putriku," kata Prabu. "Dengan senang hati, Yang
Mulia," sahut ahli perhiasan. Ia lalu bekerja d sebaik mungkin, dengan
sepenuh hati. Ia ingin menciptakan kalung yang paling indah di dunia,
karena ia sangat menyayangi Putri.
Hari ulang tahun pun tiba.
Penduduk negeri berkumpul di alun-alun istana. Ketika Prabu dan Ratu
datang, orang menyambutnya dengan gembira. Sambutan hangat makin
terdengar, ketika Putri yang cantik jelita muncul di hadapan semua
orang. Semua orang mengagumi kecantikannya.
Prabu lalu bangkit
dari kursinya. Kalung yang indah sudah dipegangnya. "Putriku tercinta,
hari ini aku berikan kalung ini untukmu. Kalung ini pemberian
orang-orang dari penjuru negeri. Mereka sangat mencintaimu. Mereka
mempersembahkan hadiah ini, karena mereka gembira melihatmu tumbuh jadi
dewasa. Pakailah kalung ini, Nak," kata Prabu.
Putri menerima
kalung itu. Lalu ia melihat kalung itu sekilas. "Aku tak mau memakainya.
Kalung ini jelek!" seru Putri. Kemudian ia melempar kalung itu. Kalung
yang indah pun rusak. Emas dan permatanya tersebar di lantai.
Itu
sungguh mengejutkan. Tak seorang pun menyangka, Putri akan berbuat
seperti itu. Tak seorang pun bicara. Suasana hening. Tiba-tiba terdengar
tangisan Ratu. Tangisannya diikuti oleh semua orang.
Tiba-tiba
muncul mata air dari halaman istana. Mula-mula membentuk kolam kecil.
Lalu istana mulai banjir. Istana pun dipenuhi air bagai danau. Lalu
danau itu makin besar dan menenggelamkan istana.
Sekarang, danau
itu disebut Talaga Warna. Danau itu berada di daerah puncak. Di hari
yang cerah, kita bisa melihat danau itu penuh warna yang indah dan
mengagumkan. Warna itu berasal dari bayangan hutan, tanaman,
bunga-bunga, dan langit di sekitar telaga. Namun orang mengatakan,
warna-warna itu berasal dari kalung Putri yang tersebar di dasar telaga.
Talaga Warna
2 comments
Leave a Reply
Thank you for your comment in my blog
13 September 2010 pukul 06.33
wah pertamax nih ... inget waktu kecil nih dongen dari kakek
13 September 2010 pukul 06.42
hehe,,kakek'mu orang jawa barat pastinya . .