Pola hidup mobile, pola hidup mahasiswa.
Itulah semboyannya. Dari mulai netbook,internet,handphone dan lain
sebagainya. Hampir 90% mahasiswa menggunakannya sebagai pendukung
kuliahnya, komunikasi ataupun
sekadar ajang eksis. Tidak bisa di
pungkiri lagi, dari kampusnya pun “memaksa” begitu. Sistem penjadwalan,
registrasi, nilai semuanya harus di akses online demi efesiensi dan
efektivitas kerja.
Jika di kaitkan dengan dilemma yang
telah di bahas tentang UKM, mahasiswapun tidak luput dari perannya
sebagai pelaku UKM tersebut. Dengan alih-alih ingin menjadi
Entrepreneur, menyokong biaya kuliah serta hidup di perantauan bahkan
yang lebih mulia lagi untuk menghidupi keluarganya.
Bukan mahasiswa namanya kalau tidak ada
tantangannya. Meskipun sibuk, bisnispun jalan. Tidak ada modal dan takut
memulai nampaknya bukan alasan jika ingin hidup mandiri dan tentunya
usai kuliah tidak bergantung untuk menjadi “kuli” bergaji kecil,di
atur-atur,seolah tidak merdeka.
Jika tidak bisa menjadi penjual, kenapa
tidak mencoba yang lain? Distributor misalnya. Peran mahasiswa disini
untuk menjembatani antar masyarakat dan pembeli semacam mahasiswa. Jika
berhasil,bukan tidak mungkin menjadi sukses dengan modal 0 rupiah dan
bisa mengembangkannya untuk bisnis sendiri.
Apalagi misalnya? Dengan perkembangan teknologi telekomunikasi yang luar biasa pesatnya, Social Network pun bisa dimanfaatkan untuk membuka toko online.
Jika ditilik lebih dalam lagi,sebenarnya
masih banyak keajaiban yang bisa didapat dari peran telekomunikasi yang
ada. Kita sebagai warga Negara sudah saatnya memanfaatkan peluang yang
ada dengan cerdas. Pekembangan Telekomunikasi yang cepat dengan tariff
yang murah sejatinya bukan hanya pola konsumtif yang di tunjukkan akan
tetapi sikap produktif yang di unggulkan.
0 comments