Seni Bangunan

Seni bangunan
a. Piramida
Piramida adalah tempat yang digunakan untuk makam raja-raja Mesir
yang terbuat dari batu yang disusun secara rapi dan menggunakan model
punden berundak-undak. Di Kota Gizeh terdapat piramida yang berukuran
tinggi 137 meter.

b. Sphinx
Sphinx adalah patung manusia berkepala singa.
c. Obelisk
Obelisk adalah tiang batu yang ujungnya runcing sebagai lambang pemujaan
kepada roh. Obelisk juga dipakai sebagai tempat mencatat kejadian-kejadian
d. Kuil
Untuk pemujaan terhadap dewa Amon-Ra, dibangunlah Kuil Karnak
yang sangat indah pada masa Raja Thutmosis III.

Sistem kepercayaan
Masyarakat Mesir Kuno menyembah beberapa dewa (politheisme)
yaitu sebagai berikut.
a. Dewa matahari yang disebut Amon (Mesir Selatan) dan Ra (Mesir Utara).
Namun pada perkembangannya dewa matahari itu disebut Amon-Ra.
b. Dewa peradilan di akhirat yaitu Dewa Osiris.
c. Dewa Sungai Nil, yaitu Dewi Horus yang merupakan dewa kecantikan
(Dewi Isis).
d. Dewa Anubis, yaitu dewa kematian.
e. Dewa Aris sebagai dewa kesuburan.
Masyarakat Mesir Kuno sudah mempercayai tentang kehidupan sesudah
mati. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya mumi. Di balik mumi
terkandung kepercayaan bangsa Mesir Kuno tentang kehidupan setelah
mati. Masyarakat Mesir Kuno berkeyakinan bahwa selama jasadnya masih
utuh, maka dia akan tetap hidup. Oleh karena itu, masyarakat berusaha
untuk mengawetkan mayat agar dia tetap hidup abadi. Alasan masyarakat
membuat mumi adalah bahwa manusia tidak dapat menghindar dari kehendak
dewa maut. Tetapi tidak semua masyarakat Mesir mayatnya diawetkan,
biasanya mereka yang yang diawetkan adalah para bangsawan dan raja. Mayat-mayat yang diawetkan itu disimpan di dalam piramida. Wujud kepercayaan
yang berkembang di Mesir didasarkan pada pemahaman sebagai berikut:
1. Penyembahan terhadap dewa berangkat dari ide/gagasan bahwa manusia
tidak berdaya dalam menaklukkan alam.
2. Dewa yang disembah adalah dewa/dewi yang menakutkan seperti Dewa
Anubis atau yang memberi sumber kehidupan. Dengan taat menyembah
pada dewa, masyarakat Lembah Sungai Nil mengharap jangan menjadi
sasaran maut.


Masyarakat
Masyarakat Mesir Kuno terdiri atas beberapa lapisan masyarakat.
Lapisan pertama terdiri atas para bangsawan, raja, dan pendeta mempunyai
hak-hak istimewa. Golongan kedua yaitu masyarakat kelas menengah yang
umumnya terdiri atas pedagang kaya dan pemilik tanah, dan lapisan ketiga
terdiri atas rakyat biasa, yaitu para petani dan buruh serta budak. Dengan
demikian, sebutan Mesir merupakan berkah Sungai Nil tidak sepenuhnya
dapat dinikmati oleh rakyat Mesir, karena rakyat kecil kekayaannya banyak
habis untuk membayar pajak.
Lembah Sungai Nil yang subur mendorong masyarakat untuk bertani.
Air Sungai Nil dimanfaatkan untuk irigasi dengan membangun saluran air,
terusan-terusan, dan waduk. Air sungai dialirkan ke ladang-ladang milik
penduduk dengan distribusi yang merata. Untuk keperluan irigasi, dibuatlah
organisasi pengairan yang biasanya diketuai oleh para tuan tanah atau golongan
feodal. Hasil pertanian Mesir yaitu gandum, sekoi atau jamawut, dan jelai
yaitu padi-padian yang biji atau buahnya keras seperti jagung.

Tags: ,

About

Thank you for your visit in my blog, you can access subtitle in this blog. If you need subtitle you can request in my contact or comment in one of article. Author : Alan Hendrawan

0 comments

Leave a Reply

Thank you for your comment in my blog