Jaringan Periodontia


Jaringan Periodontal

1. Pengertian Jaringan Periodontal
 
Adalah jaringan pendukung gigi yang sebenarnya terdiri dari beberapa jaringan, tetapi telah menjadi salah satu yakni disebut jaringan pendukung gigi atau penyangga gigi yang terdiri dari ligament periodontal, procesus alveolaris, cementum dan gingiva (Mahfoed dan Zein, 2005).
Adapun ilmu yang mempelajari jaringan periodonsium (gingiva, procesus alveolaris, ligament periodontal dan cementum). Dalam keadaan normal maupun menyimpang dan tindakan pencegahan, perawatan serta pemeliharaannya untuk menjaga dan mengembalikan fungsi optimal (Akhbar, 2007).

2. Bagian-bagian Jaringan Periodontal
 
a. Gingiva
Gingiva adalah bagian dari jaringan periodontal yang meliputi procesus alveolaris dan mengililingi gigi. Fungsi gingiva adalah melindungi akar gigi, selaput periodontium dan tulang alveolar terhadap rangsangan dari luar, khususnya dari bakteri-bakteri dalam mulut (Itjiningsih, 1995).
Ciri-ciri gingiva sehat yaitu (1) gusi berwarna merah muda; (2) interdental papil mengisi ruang interproksimal sampai titik kontak gigi dan sudutnya runcing; (3) bagian tepi gingiva tipis dan tidak bengkak; (4) permukaan gingiva tidak rata tapi stippled; (5) gingiva lekat sekali pada gigi dan procesus alveolaris; (6) sulkus gingiva tidak dalam < = 2 mm, jika lebih dari 2 mm disebut poket; (7) tidak ada eksudat dan tidak mudah berdarah; (8) konsistensi kenyal.
b. Periodontal Membran
Periodontal membran adalah jaringan yang menghubungkan gigi dengan tulang alveolar.
Fungsi periodontal membran yaitu : (1) meneruskan daya kunyah ke tulang alveolar; (2) melekatkan gigi pada tulang alveolar; (3) mempertahankan jaringan gingiva pada tempatnya; (4) mengurangi tekanan dari luar; (5) meresorbsi dan memperbaiki cementum dan tulang alveolar; (6) sebagai fungsi sensoris, artinya meneruskan rangsangan dari saraf; (7) memberi makanan pada jaringan penyangga gigi lain melalui pembuluh darah dan pembuluh limfe.
c. Cementum
Cementum adalah jaringan yang meliputi seluruh permukaan akar gigi, dengan fungsinya sebagai berikut :
1) Mehubungkan gigi dengan periodontal fiber (ligament), dengan kata lain merupakan pegangan dari gigi ke tulang alveolar.
2) Memperbaiki cementum dan dentin dari beberapa kasus fraktur dari akar gigi.
d. Tulang Alveolar
Tulang alveolar adalah bagian dari rahang atas dan rahanh bawah yang memegang gigi pada tempatnya dengan perantara periodontal membran dan membentuk suatu kantong gigi yang disebut socket (Itjiningsih, 1995).

3. Kelainan-kelainan Jaringan Periodontal
 
a. Gingivitis
Gingivitis adalah peradangan pada gingiva yang menunjukan adanya tanda-tanda penyakit / kelainan pada gingiva. Gingivitis ditandai dengan keadaan gusi berwarna merah dan mudah berdarah, gusi bengkak, terdapat eksudat, bau yang tidak sedap dan terdapat kantung gusi atau pocket antara gusi dengan permukaan gigi.
b. Periodontitis
Periodontitis ditandai oleh rasa sakit di dalam tulang alveolar, bau tidak enak, rasa gatal pada gingiva, adanya eksudat, sakit apabila ada tekanan dan gigi terasa memanjang (Depkes RI., 1996). Periodontitis aialah infeksi bakteri jaringan yang mengelilingi dan penyangga gigi, yaiti gusi atau gingiva, ligament periodontal dan tulang tempat gigi. Periodontitis ini merupakan penyebab tanggalnya gigi sesudah berumur empat puluh tahun ke atas (Haringe dan Shyock, 2003).
Periodontitis merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang terakumulasi di dalam kalkulus (karang gigi) yang biasanya terdapat pada leher gigi. Penyakit periodontal ini dapat ringan seperti : peradangan hanya pada gusi. Keadaan lebih berat terjadi kerusakan pada tulang pendukung gigi (Rustika, 2007).

4. Penyebab terjadinya Kelainan Periodontal
 
Kelainan jaringan penyangga gigi dapat disebabkan oleh faktor lokal dan sistemik.
a. Faktor lokal
1) Plak yaitu endapan tipis yang melekat pada permukaan gigi, endapan ini terdiri dari bahan perekat seperti agar-agar dan kuman-kuman. Apabila plak ini tidak dibersihkan maka akan menjadi keras dan merusak jaringan penyangga gigi (Depkes RI., 1994).
2) Karang gigi adalah jaringan keras yang melekat pada permukaan gigi yang berwarna mulai dari kekuning-kuningan, kecoklat-coklatan dan coklat kehitam-hitaman (Tarigan, 1995).
Bila karang gigi terus-menerus menumpuk, mengera dan dapat masuk ke dalam gusi bagian dalam maka akan merusak jaringan penyangga gigi, sebagai akibat akhirnya gigi menjadi goyang dan kemudian lepas dari penyangga gigi (Depkes RI., 1994).
3) Kelainan oklusi dan penyakit jaringan penyangga gigi.
Oklusi adalah hubungan kontak antara gigi-geligi rahang atas dengan gigi-geligi di rahang bawah waktu mulut dalam keadaan tertutup (Itjiningsih, 1995).
Pertumbuhan gigi yang tidak normal akan menyebabkan oklusi yang tidak normal pula sehingga terjadi penekanan yang berlebihan terhadap satu atau kelompok gigi dan gigi akan menderita akhirnya jaringan penyanggapun akan rusak, lama kelamaan apabila keadaan ini tidak dirawat maka fungsi pengunyahan akan terganggu.
4) Kebiasaan buruk terhadap jaringan penyangga gigi.
Kebiasaan buruk yang merugikan gigi adalah menusuk-nusuk sela gigi dengan benda-benda tertentu seperti korek api, kayu dan pemakaian tusuk gigi yang salah karena adanya sisa-sisa makanan yang tertinggal. Kebiasaan buruk tadi mengakibatkan terjadinya pendarahan dan kerusakan gusi, akibat selanjutnya jaringan penyangga akan terinfeksi. Karena benda tersebut tidak steril dan akhirnya gigi akan goyang (Depkes RI., 1994).
5) Geligi tiruan sebagian lepas dengan desain yang buruk, geligi tiruan adalah benda asing yang dapat menimbulkan iritasi pada jaringan penyangga. Geligi tiruan seringkali terbenam kedalam mukosa dan menekan tepi gingiva yang menyebabkan inflamasi dan kerusakan jaringan. Efek ini akan bertambah buruk bila geligi tiruan tidak dibersihkan dengan baik dan tetap dipakai selama pasien tidur.
6) Merokok tembakau, tembakau dapat memperkasar permukaan gigi, stain bukanlah faktor satu-satunya. Fakta sebenarnya adalah bahwa perokok sering tidak membersihkan gigi-geliginya sebaik yang tidak merokok. Insiden gingivitis kelihatannya lebih besar pada perokok yang juga menunjukan adanya kerusakan periodontal yang parah (Moestopo, 1986).
b. Faktor sistemik
1) Penyakit diabetes mellitus, penderita diabetes dewasa terutama pada kasus jangka panjang dengan perubahan retina mengalami kerusakan periodontal yang lebih besar dari pada mereka yang tidak menderita diabetes.
2) Leukimia, pada penderita leukemia akut gingivitis umumnya lunak, warna merah gelap dan bengkak. Terlihat pendarahan spontan dari gingiva sehingga jaringan periodontal mengalami kerusakan yang berlangsung dengan cepat disertai dengan kerusakan tulang alveolar dan tulang apikal serta goyangnya gigi geligi (Manson & Eley cit. Anastasia, 1993).
3) Kekurangan vitamin, kekurangan vitamin seperti vitamin C dapat berakibat kelainan-kelainan pada selaput lendir mulut, seperti peradangan, terganggunya penyembuhan luka dan sariawan. Apabila hal ini tidak segera diatasi dapat menimbulkan kelainan yang lebih parah dan menurunnya kesehatan secara umum yang khususnya pada jaringan periodontal.
4) Gangguan hormonal terhadap jaringan periodontal. Gangguan hormonal adalah menyimpangnya sistem hormonal dari keadaan normal, hal ini dapat terjadi pada masa-masa kehamilan, pubertas dan menopause. Secara psikologis hal tersebut dapat mempengaruhi penderita secara keseluruhan diantaranya gangguan emosional seperti malas. Hal tersebut akan menimbulkan tingkat keasaman ludah yang berlebihan, kekeringan selaput lendir mulut, peradangan gusi dan dikombinasi dengan faktor emosional maka sebagai akibat akhir gigi dan jaringan periodontal akan rusak (Depkes RI., 1996).

5. Akibat Kelainan Jaringan Periodontal

a. Menurut Depkes RI., (1994), akibat kelainan jaringan periodontal antara lain:
1) Gigi menjadi goyang karena pendukungnya rusak.
2) Gigi tanggal sebelum waktunya sehingga fungsi gigi hilang.
3) Terjadinya infeksi pada rongga mulut sehingga mulut menjadi bau dan tidak sedap.
4) Akibat dari hal-hal di atas, fungsi pengunyahan berkurang, infeksi menjalar ke seluruh tubuh dan dapat mempengaruhi kesehatan mulut.
b. Menurut Nio (1987), akibat periodontitis yang tidak dirawat antara lain adalah:
1) Gusi mudah berdarah dan bengkak.
2) Keluarnya nanah dari leher gigi.
3) Rasa sakit waktu mengunyah.
4) Nafas yang bau busuk.
5) Gigi gonyang.
6) Gigi lepas.

6. Pencegahan Penyakit Periodontal

Penyakit Periodontal dapat dicegah dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut secara teratur dengan menyikat gigi 2 kali sehari pagi setelah makan dan malam sebelum tidur.
b. Membersihkan sela-sela gigi dengan menggunakan alat-alat pembantu sikat gigi.
c. Membiasakan makan-makanan yang bergizi dan cukup mengandung kalsium.
d. Membersihkan karang gigi.
e. Mintalah bantuan dokter gigi untuk dibuatkan gigi palsu bila giginya ompong.
f. Periksalah gigi secara berkala setiap 6 bulan sekali (Depkes RI., 1996)

Tags:

About

Thank you for your visit in my blog, you can access subtitle in this blog. If you need subtitle you can request in my contact or comment in one of article. Author : Alan Hendrawan

0 comments

Leave a Reply

Thank you for your comment in my blog