Bahwasanya seperti yang sudah diketahui secara umum. Kebanyakan masyarakat Kaliwiro meyakini bahwa nama Kaliwiro berasal dari dua suku kata “Kali dan Wiro” yang merupakan nama dua sesepuh atau tokoh yang pertama kali mendiami suatu lembah yang sekarang bernama kecamatan Kaliwiro. Yaitu “Kyai Kali dan Nyai Wiro.”
Tapi keyakinan tersebut tidak
memiliki fakta dan argumen yang kuat. Karena keyakinan tersebut hanya berdasar
pada dongeng dari mulut ke mulut tanpa disertai penjelasan mengenai latar
belakang dan asal muasal kedua tokoh yang dimaksud. Satu-satunya keyakinan yang
dipercayai masyarakat Kaliwiro mengenai kedua tokoh cikal bakal Kaliwiro,
adalah keberadaan dua nisan tanpa nama yang berada di TPU Manisjangan. Hanya
bukti dua nisan tanpa nama tentu tidak bisa menjelaskan secara pasti mengenai
sejarah awal Kaliwiro.
Jika kita mengamati dan mempelajari sastra Jawa maupun Arab, maka kita tidak akan menemukan kelaziman nama-nama orang maupun tokoh zaman dahulu yang menggunakan nama “kali” untuk nama seorang laki-laki. Dan juga tidak pernah dijumpai nama “wiro” dipakai untuk nama seorang wanita.
Biasanya nama seorang tokoh masyarakat zaman dahulu bila laki-laki maka akan lazim disebut “Kyai Ageng” dan “Nyai Ageng” untuk seorang wanita. Jadi keyakinan mengenai kedua tokoh tersebut perlu direvisi kebenarannya. Agar tidak terjadi kerancuan sejarah pada generasi mendatang. Namun bila pembaca mempunyai bukti ataupun manuskrip yang mendukung tentang keberadaan kedua tokoh tersebut ( Kyai Kali & Nyai Wiro ). Silahkan saudara membuat penulisan sejarah mengenai biografi kedua tokoh tersebut. Agar penulisan sejarah Kaliwiro mempunyai kajian yuridis kebenarannya. Karena semua ini bertujuan meluruskan dan membekali generasi yang akan datang dengan materi sejarah yang bisa dilacak kebenarannya. Karena semakin jauh generasi yang lahir maka akan semakin gelap pula sejarah, bila tidak segera diotentifikasi. Namun keberadaan mitos maupun legenda tentu akan semakin memperkaya nilai histories suatu daerah bila berjalan beriringan dengan fakta sejarah. Contoh : legenda Nyai Roro Kidul selalu beriringan dengan fakta sejarah berdirinya kerajaan Mataram oleh Panembahan Senopati. Biarlah mitos menjadi khasanah budaya yang memperkaya budaya suatu daerah asalkan tidak melupakan fakta sejarah mengenai cikal bakal sebuah tempat bersejarah.
0 comments