Pada waktu itu saya masih belum
bisa mengeksplore rasa teh tersebut, karena rasa yang ada mengalami
reduksi yang cukup signifikan. Pada waktu itu yang saya rasakan adalah
aroma tembakau yang cukup tajam, sehingga saya sempat mengira teh
tersebut mengalami induksi aroma lain dari luar. Saya sempat menduga dan
bertanya-tanya, apakah kebun tehnya berdekatan dengan tembakau?
Saya
sempat bertanya kepada mertua mas Purna, yang kebetulan adalah mantan
direktur dari PT. Tambi. Menurut beliau, kemungkinan terinduksi atau
lebih tepatnya beliau menyebut sebagai Tainted Tea dikarenakan beberapa
kebun teh berdekatan dengan kebun rakyat yang diantaranya adalah kebun
tembakau.
Akan tetapi beberapa pengalaman saya mencoba teh yang
sudah kadaluarsa, ternyata memiliki rasa dan aroma tembakau yang cukup
tajam. Jadi kesimpulan sementara saya kemungkinan aroma tembakau pada
teh tambi yang saya coba pada waktu itu dikarenakan teh tersebut sudah
kadaluarsa. Yang perlu dicatat, pengertian teh kadaluarsa disini
bukannya teh tersebut tidak bisa diminum lagi dan beracun, tetapi teh
tersebut sudah mengalami perubahan rasa dan aroma yang cukup berbeda.
Untungnya
tak berapa lama kemudian mas Purna mengirim saya lagi teh Tambi dalam
kemasan yang lebih baru. Tidak tanggung-tanggung, bukan cuma satu malah
ada tiga macam varians teh tambi yang saya terima pada saat itu.
Sekarang mari bersama-sama kita ekplore teh tambi tersebut.
Perkebunan teh Tambi, di bangun sejak tahun 1865, merupakan peninggalan salah satu perusahaan milik Belanda yang diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia ,
seusai revolosi kemerdekaan. Teh tambi di tanam di lereng antara Gunung
Sumbing dan Sindoro yang memiliki ketinggian 800 hingga 2000 meter di
atas permukaan laut. Dengan curah hujan 2500 – 3000 mm pertahun, dan
luas areal sekitar 829 ha, perkebunan ini mampu menghasilkan teh hitam dengan produksi 1800 sd 2000 ton per tahun.
Seperti halnya dengan perkebunan teh Indonesia
lainnya, sebagian besar hasil diproduksi di ekpor ke luar negeri. Dan
tentunya teh yang kualitas nomor satu yang di ekpor, sedangkan teh
kualitas rendahnya kebanyakan diserap oleh pasar Indonesia .
Tetapi
teh Tambi juga memasarkan teh kualitas BOP dan peko Souchong dalam
kemasan, selain teh celup dengan merk tambi. 3 varians teh yang saya
terima dari mas Purna adalah teh Tambi Broken Orange Pekoe, Pekoe
Souchong dan BPS (Broken Pekoe Souchong?). Saya baru mencoba 2 varians yaitu BOP dan PS.
Satu
hal yang saya perlu apresiasi terhadap teh tambi adalah adanya usaha
edukasi. Selain menyebutkan Grade teh di kemasan juga ditulis cara untuk
cara menyeduh teh yang baik dan benar. Berikut saya kutip petunjuk
menyeduh teh ala tambi dari kemasannya:
1. Bersihkan dahulu poci dengan air mendidih.2. Masukkan teh satu sendok makan ke dalamnya.3. Tuangkan air mendidih secukupnya.4. Tunggu 5-6 menit sebelum dituangkan ke dalam gelas/cangkir5. Jangan membiasakan menyekap teh dalam termos.
Sekalipun
tata cara tersebut terlalu sederhana, dan mungkin tidak dapat
dimengerti secara jelas, tampak adanya usaha edukasi. Salah satu
kekurangan dari petunjuk di atas adalah takaran air. Satu sendok makan
untuk berapa ml air? Secukupnya kemungkinan adalah disesuaikan dengan
selera, kalau mau pekat airnya dikurangi.
Satu hal lagi
kekurangan dari teh ini adalah design kemasan yang terlalu sederhana
dengan warna yang tampak oldies. Gambar wayang yang semestinya bisa
menjadi teh ini tampak klasik dan elegan, karena design dan warna yang
sederhana, kesan tersebut malah tidak ada. Kekurangan lain yang cukup
fatal adalah daun teh kering hanya disimpan didalam plastik bening
biasa, sebelum dimasukan ke dalam kemasan utama. Sayang sekali, teh
kualitas bagus semestinya dikemas dalam alumininium foil, sehingga rasa
dan aroma lebih lama terjaga keawetannya.
Rasa dan teh
Tambi kualitas BOP cukup lembut, dengan semburat wangi yang terasa
menyergap indera penciuman. Bahkan aroma wangi ini sudah tercium ketika
teh baru dituang ke cangkir. Ketika di dalam mulut, wangi makin
mempesona dan ketika diminum, aroma wangi turut serta bersama nafas dan
seakan berputar tidak mau beranjak dari rongga hidung. Aroma wangi
bahkan masih samar tertinggal di bekas cangkir teh. Dengan after taste
manis, teh Tambi telah membuat saya jatuh hati.
Sumber : kedai-teh-laresolo.blogspot.com
0 comments