Jika terjadi banjir tidak sedikit harta benda penduduk yang hanyut dibawa air. Bahkan sering pula membawa korban jiwa.
Pemerintah kolonial Belanda memutuskan, untuk menanggulangi banjir maka perlulah dibangun kanal. Kanal adalah parit yang sangat besar yang berfungsi sebagai sungai.
Sebagian aliran dari sungai induk akan dialirkan melalui sungai menjadi lebih kecil sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya banjir.
Lalu pemerintah memnbuat dua kanal di bagian barat dan timur Semarang. Sehingga kedua kanal tersebut dikenal dengan nama Banjir Kanal Barat dan Banjir Kanal Timur.
Konon, ketika membangun kanal di sebelah barat, para pekerja sempat dibuat bingung.
Karena, di kanal bagian barat tanah-tanah hasil galian selalu lingsor sehingga mengakibatkan pembangunan Banjir Kanal Barat selalu gagal.
Karena putus asa, maka para pekerja mengunjungi orang pintar untuk menanyakan apa yang harus dilakukan agar tanah tidak longsor lagi. Orang pintar itu biasa dipanggil oleh warga sekitar dengan sebutan Ki Sanak.
Untuk mencegah tanah longsor kembali, Ki Sanah menyuruh pekerja untuk mengambil batu dari sebelah kanan dan kiri rumahnya. Lalu kuburlah kedua batu itu pada salah satu bagian tanggul yang sedang dikerjakan.
Pesan sang kiai dilaksanakan betul oleh para pekerja. Pada saat itu terjadilah keajaiban. Reruntuhan bekas tanggul tersebut kembali menyatu dan bagian-bagian tanggul yang semula runtuh kembali lagi menjadi utuh.
Konon mulai pada saat itu, daerah tersebut dikenal masyarakat dengan nama Lemah Gempal. (Lemah dalam bahasa Jawa berarti tanah dam gemapl berarti longsor atau bongkah).
Pesan : Kita tidak boleh putus asa dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
Nilai- nilai:
Nilai moral, kehidupan sehari-hari.
Nilai moral, kehidupan sehari-hari.
Diceritakan kembali oleh : Farisa
0 comments