Anti Marketing Sebagai Peluang Bisnis

Dalam melakukan suatu peluang bisnis ataupun peluang untuk melakukan suatu usaha, yang menghasilkan nilai uang baik itu nilai uang kecil dan lebih-lebih besar, maka anda akan sedikit banyak berfikir gimana melakukan suatu aktivitas marketing yang tingkat efesiensinya tinggi.


Banyak sekai jenis-jenis aktivitas marketing yang bisa memberikan anda kemudahan dalam melakukan aktivitas penjualan, sebagai contoh anda melakukan aktivitas marketing dengan cara door to door, atau melalui banyak melakukan aktivitas penjualan dengan bantuan tool-tool marketing, seperti jasa pengiklanan.
Namun demikian ada juga yang melakukan suatu aktivitas marketing dengan cara yang berbeda, yakni dengan cara kebalikan atau anti marketing, memang cara yang satu ini tidak banyak orang yang bisa melakukan, karena aktivitas seperti ini banyak sekali dituntut untuk berinovasi dalam hal melakukan penjualan , sebagai contoh inovasi yang menggunakan jurus terbalik ini yakni, business in not only profit oriented, but happiness oriented ( bisnis tidak hanya mengacu pada keuntungan aja, akan tetapi mengacu pada kebahagian dan kepuasan ).
Kata-kata inovatif seperti diatas tersebut ini mencerminkan anti marketing, namun demikian sangat ampuh apabila memang benar-benar kepuasan calon pelanggan itu diraih, ini akan menimbulkan suatu efek yang luar biasa dalam melakukan aktivitas penjualan, disebabkan karena orang tersebut puas, maka secara langsung maupun tidak langsung pelanggan yang puas tersebut akan menginformasikan kepada yang lainnya perihal produk anda memang betul-betul layak untuk dipakai, atau digunakan. Ciri-ciri Anti marketing biasanya menggunakan kata-kata yang nyeleneh dalam mendeskripsikan produknya.
Kini Anti Marketing mulai menjadi gerakan bawah tanah yang baru. Lebih dahsyat dari jurus marketing apa pun. Anti Marketing melebihi Gerilya Marketing. Ia menjadi efektif karena datang tanpa landasan teori. Selalu ngawur dan bertolak belakang. Anti Marketing adalah pemasaran langsung praktek yang banyak digunakan pelaku bisnis, baik yang mikro hingga yang makro.