Untuk
memperkokoh tujuan atau sasarannya yang jahat tersebut, mereka
mengarang kitab-kitab dan menempatkan tulisan yang berkaitan dengan
perkara-perkara yang mendasar. Demikian juga tulisan yang berkaitan
dengan manhaj/prinsip, seperti ‘Manhaj Muwaazanaat’ Salman Al- Audah
dan ‘Ta’addudul-Hizbiyyaat’ Abdur-Rahman Abdul Khalik.
Segala
puji hanya milik Allah, sholawat dan salam tetap terlimpah kepada
Rasulullah J, sahabat- sahabatnya , dan orang-orang yang mengikuti
petunjuknya. Amma ba’du.
“Sesungguhnya
sebaik-baik perkataan adalah kalamulloh dan sebaik-baik petunjuk
adalah petunjuk Muhammad J. Perkara yang paling jelek adalah sesuatu
yang diada-adakan (dalam din), setiap perkara yang diada-adakan adalah
bid’ah, dan setiap bid’ah adalah sesat”.
Hadits
ini adalah salah satu dari sekian banyak hadits yang menunjukkan
jawaamiul kalimi (perkataan singkat tetapi mengandung sekian banyak
hukum). Hal ini hanya diberikan khusus kepada beliau J dan tidak
diberikan kepada para nabi selainnya dan seluruh bani Adam.
Sebaik-baik
perkataan adalah kalamulloh dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk
Muhammad J dalam setiap aspek/sisi. Baik dalam perkara aqidah,
syari’at, politik, akhlak, jihad, al-amru bil ma’ruf wan nahyi ‘anil
munkar, menghadapi musuh-musuh Allah yang bermacam-macam jenisnya
seperti orang-orang kafir dan munafik, menghadapi pelaku perbuatan
maksiat dan ahli bid’ah. Demikian juga dalam memberikan al-walaa
(loyalitas) kepada orang-orang yang berada di atas al-haq dan al-baraa’
(pelepasan diri) dari orang-orang yang berada di atas kebatilan, baik
dari golongan orang-orang kafir, atau dari golongan orang-orang yang
berada dalam kesesatan hawa nafsu sesuai dengan tingkat penyimpangan
bid’ah dan bahayanya terhadap Islam dan kaum muslimin.
Yang
demikian telah dipahami, dipegang, dan diamalkan dengan sempurna oleh
generasi salaf (shahabat,tabi’in, atba’ut tabi’in) dan orang-orang yang
mengikuti jalan yang mereka tempuh. Sebaliknya ahlul ahwaa
(orang-orang yang berada di atas kebatilan hawa nafsunya) telah
menyelisihinya sesuai dengan tingkatan yang berbeda-beda.
Fitnah
ahlul ahwaa telah muncul sejak zaman para sahabat Rasulullah J dan
terus berkembang luas fitnah bid’ah dan pecahan golongan-golongan,
sampai pada zaman kita sekarang ini. Hal ini disebabkan oleh rusaknya
hawa nafsu, yang mengakibatkan rusaknya pengambilan hukum, pemahaman,
lemahnya keyakinan dalam berpegang teguh, dan mengakibatkan kerusakan
dalam berkehendak (melakukan suatu perkara). Generasi salaf dan
orang-orang yang mengikuti jalan yang mereka tempuh, sampai saat ini
telah diselamatkan oleh Allah dari kerusakan hawa nafsu tersebut.
Kebanyakan
ahlul ahwaa dan golongan-golongan yang ada, telah menempatkan
kerusakan hawa nafsunya sederajat dengan apa yang dilakukan oleh
musuh-musuh para rasul Allah, dalam rangka mendzohirkan kebatilan dan
fanatik dengannya. Pada dasarnya mereka di atas kebatilan dan
kesesatan.Sebagaimana firman Allah yang mengabarkan tentang musuh-musuh
para rasulNya (artinya):
“Dan mereka mengingkarinya karena disebabkan kedzoliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya”.
(Q.S. An-Naml : 14)
Demikian juga firman Allah (artinya):
“Karena
sesungguhnya mereka tidak mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang
yang dzolim itu mengingkari ayat-ayat Allah”. (QS. Al-An’am : 33).
Demikian keadaan orang-orang yang berada di atas kekufuran, pembangkangan, dan kebatilan.
Adapun
kotoran buih, orang-orang rendahan/gembel, dan pengikut orang-orang
yang lantang bicaranya (berbicara tanpa ilmu agama Allah dari para
‘ulama yang jahat), dimana suaranya sama dengan suara burung gagak yang
menggaok, pada dasarnya keadaan mereka (orang- orang rendahan/gembel)
tersebut, sama dengan musuh-musuh para Rasul. Musuh-musuh para Rasul
mengatakan (artinya):
“Sesungguhnya
kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya
kami adalah pengikut jejak-jejak mereka”. (QS. Az-Zukhruf: 23).
Mereka adalah manusia yang bernasib buruk, sebagaimana firman Allah (artinya):
“Dan
perumpamaan orang-orang kafir adalah seperti (penggembala yang)
memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan
saja. Mereka tuli, bisu, dan buta, maka oleh sebab itu mereka tidak
berakal”. (Q.S. Al-Baqoroh: 171).
Oleh sebab itulah ahlus sunnah sangat gigih memerangi kebatilan fanatisme.
Akan
tetapi bencana yang sangat dahsyat, kesesatan yang membutakan, dan
musibah yang sangat besar, mengakibatkan kejahatan yang ditimbulkan
oleh rusaknya hawa nafsu sampai pada tingkat yang lebih jelek dari
sekedar fanatik kepada madhzab tertentu, yaitu munculnya golongan
politik dan fanatisme yang ditimbulkan olehnya, sebagai pewaris baru
ahlul ahwaa yang penuh dengan kotoran/penyakit.
Golongan yang ditimbulkan oleh golongan yang terjatuh kepada politik dan fanatisme, ada tiga macam:
1.Golongan
yang terang-terangan mendhohirkan pembangkangan, permusuhan, dan
kekufurannya terhadap Islam. Maka tidak ada jalan lain bagi mereka
kecuali berdakwah/menyerunya kepada Islam, atau pedang Abu Bakar
apabila ditemukan (adanya kemampuan) jika mereka tidak menerima dakwah
tersebut.
2.Golongan
yang mengangkat/mendhohirkan syiar-syiar Islam, tetapi kosong dari
aqidah yang shohih (benar) dan perkara yang asas dalam agama Islam yang
mulia.
Tumbuh dan berkembang dari golongan ini:
a.Golongan
yang memberikan loyalitas kepada Rowafidl (1) , selaras dan harmonis
bersamanya, membiarkan kesesatannya, bahkan tidak mengingkari kekufuran
dan kezindikan yang ada padanya dan mendakwahkan persatuan bersama
mereka (Rowafidl) di bawah bendera persahabatan.
b.Golongan
yang memberikan loyalitas kepada sufiyyah dengan berbagai macam corak
dan ragamnya, bahkan kebanyakan orang-orangnya adalah ahli tasawwuf.
C.Golongan
yang mendhohirkan slogan pemusatan untuk menghadapi orang-orang kafir
dari syiah, yahudi, nashoro, dan yang lainnya. Dengan tujuan membungkam
ahlus sunnah dan ahlut tauhid (orang-orang yang berada di atas tauhid)
dan mendirikan pagar untuk menghalangi sampainya dakwah al-haq kepada
mereka yang menginginkan menerima al-haq, baik dari keumuman kaum
muslimin maupun yang berada di tengah-tengah mereka ahlul bida’.
Sungguh mereka telah berjalan dan melaksanakan prinsip yang jahat,
hina, dan jelek tersebut. Mereka berpacu di arena ini untuk menyesatkan
manusia dari jalan Allah dan merusak mayoritas anak- anak ahlut
tauhid.
Akan
tetapi Allah adalah Dzat Maha Adil dalam rencana-Nya, Dia akan mengoyak
apa yang mereka tutupi, membuka aib dan kejahatannya setelah mereka
mendirikan negara dan tercapai tujuan/cita-citanya. Kejahatan tersebut
adalah diadakannya muktamar-muktamar yang bertujuan mendakwahkan:
‘Persamaan atau persatuan seluruh agama’
‘Persaudaraan kaum muslimin dengan seluruh penganut agama dan madzab’
‘Persatuan Islam dengan Syiah dan pembaharu intelektual di seluruh dunia’.
3.Golongan
yang bercabang dan musytaq dari golongan yang kedua. Mereka tidak
sebatas mengangkat/mendhohirkan syiar-syiar islam, tetapi mendakwa
bahwa golongannya di atas manhaj/jalan salafus sholih (ahlus sunnah wal
jamaah), dengan tujuan pemalsuan, tipu daya, dan mengadakan makar
kepada kaum muslimin. Golongan yang ketiga ini lebih besar kejahatan
dan makarnya daripada golongan yang kedua.
Fitnahnya
menyibukkan dan dirasakan oleh kalangan ulama manhaj salaf, tidak
terkecuali Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah. Mereka merubah perkataan
Syaikhul Islam dan yang lainnya, untuk melindungi dan melanggengkan
manhaj/jalan ahlul bida’ yang batil. Baik aqidah/keyakinan, jalan,
penyimpangan politik, maupun pemikirannya.
Untuk
memperkokoh tujuan atau sasarannya yang jahat tersebut, mereka
mengarang kitab-kitab dan menempatkan tulisan yang berkaitan dengan
perkara-perkara yang mendasar. Demikian juga tulisan yang berkaitan
dengan manhaj/prinsip, seperti ‘Manhaj Muwaazanaat’ dan
‘Ta’addudul-Hizbiyyaat’.(2)
Bersamaan
dengan itu, mereka mengarahkan penyerbuan secara total dan menyeluruh
dari segala penjuru dan menfitnah serta mencaci maki ahlus sunnah dan
ahlut tauhid dengan segenap kesombongannya. Kejahatan mereka melebihi
pendahulunya dalam memberikan pertolongan kepada ahlul bathil dan
membela tokoh-tokohnya, memerangi ahlul haq dan mendzolimi serta
menenggelamkannya kedalam kesesatan.
Akan tetapi Alloh adalah Dzat Yang Maha Adil dalam rencana-Nya, Dia berfirman (artinya):
“Dan merekapun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak menyadari”.
(Q.S. An-Naml: 50).
Sungguh
mereka akan terus asyik tenggelam dalam perbuatan makarnya, sehingga
Allah membuka aib dan kejahatannya seperti yang telah dialami oleh
pendahulunya dari golongan Syiah.
Bacalah
tulisan atau kitab-kitab mereka, kemudian perhatikan dan telitilah
kitab para ulama ahlul haq yang di dalamnya terdapat kaidah-kaidah
kritik dengan ketelitian tinggi yang dibangun di atas dasar Al-Qur’an
dan As-Sunnah, insya Alloh engkau akan mendapatkan bahwa pada
hakekatnya mereka di atas kepalsuan dan akan tunduk kebatilan yang ada
padanya. Allah pasti akan mendzohirkan apa yang ada pada mereka
meskipun mereka membencinya.
Bertanyalah
kepada mereka tentang ahlul bida dan ahlul ahwaa’, diantaranya mereka
yang menyerukan persamaan atau persatuan seluruh agama dan memusuhi
sunnah serta memusuhi tauhid, engkau akan mendapatkan jawaban yang
menyelisihi keterangan dari generasi Salafus Sholih. Kepada mereka yang
besar kepalanya dan golongan yang tertipu, kami hadapkan dengan
pernyataan yang keras akan kebenaran dan bahaya dari kejahatan
fanatisme, yang membinasakan dan akan menjeruskan seseorang ke dalam
peribadahan kepada ulama Yahudi dan ahli ibadah dari kalangan Nashoro.
Kepada
mereka yang besar kepalanya dan golongan yang tertipu, kami hadapkan
dengan pernyataan yang keras agar mengumumkan kecintaannya kepada
al-haq dan orang-orang yang berada di atasnya, tidak meremehkan sesuatu
yang menyebabkan datangnya murka dari Allah, tidak memerangi al-haq
dan orang-orang yang berada di atasnya, dan tidak mendekati sarang
ahlul bathil.
Kami
panggil dan mengharap kepada mereka yang tertipu, agar memecahkan dan
menghancurkan pengkhianatan yang menyelubungi dan rintangan atau hijab
yang diletakkan oleh pemakar dan penipu untuk menutupi kebenaran yang
sangat terang. Karena mereka (pemakar dan penipu) bertujuan
menjerumuskan manusia ke kegelapan yang berujung kepada peribadahan
hawa nafsu dan kebatilan.
Ya
Allah bebaskan dan selamatkanlah mereka yang tertawan, berilah jalan
keluar bagi mereka dari belenggu orang-orang yang mendzolimi dan
memenjarakannya dalam kegelapan kebatilan, goa-goa hawa nafsu, dan
saluran kotoran makar atau tipu muslihat “Sesungguhnya Engkau adalah
Yang Maha Mendengar doa”.
(1)
Berkata Imam Ahmad : Mereka (Rowafidl) adalah golongan yang
mencaci-maki Abu Bakr dan ‘Umar . (Lihat Thabaqot Al Hanabilah lil
Qadhi ‘ibnu Abi Ya’la Juz.1 hal : 33). Mereka golongan Rowafidl
bersepakat bahwa para shahabat Rasulullah J telah sesat disebabkan para
shahabat tidak mau mengikuti Ali bin Abi Thalib setelah wafatnya Nabi
J.
(2)
Lihat bantahan ilmiyah yang rinci kepada penyimpangan pemikiran ‘Manhaj
Muwaazanaat’ Salman Al-’Audah dan yang lainnya dalam kitab ‘Manhaj
Ahlus Sunnah wal Jamaa’ah fii Naqdir Rijaal wal Kutub wath Thowaaif’
dan bantahan kepada penyimpangan pemikiran ‘Ta’addudul Hizbiyyaat’
Abdur-Rohman Abdul-Kholiq dalam kitab ‘Jamaa’ah Waahidah Laa Jamaa’aat
wa Shiraath Waahidah Laa ‘Asyaraat’ oleh : Asy-Syaikh Al-’Allamah
Al-Muhaddits Al-Mujahid DR. Abu Muhammad Robi’ bin Hadi ‘Umair
Al-Madkholy
Diterjemahkan oleh Al-Ustadz Abu ‘Isa Nurwahid dari kitab ‘At-Ta’assub’ Syaikh Abu Muhammad Robi’ bin Hadi ‘Umair Al-Madkhaly
0 comments