Thoifah
Manshuroh mereka adalah orang-orang yang mencintai Alloh dan dicintai
oleh-Nya. Oleh sebab itulah mereka dalam keadaan tetap jiwanya dalam
memberantas Ahlul Bida’ dan Ahlul Ahwa’, menyumbat dengan adzab yang
pedih kepada thaghut-thaghut yang mengganti nikmat Alloh dengan
kekufuran dan menghalalkan masyarakatnya dengan neraka jahannam.
Ketahuilah
saudara-saudara seiman, sesungguhnya sifat tetap istiqomah dalam
memelihara Islam dan terus menerus diatas manhaj Al Haq adalah
kenikmatan yang sangat besar. Dia adalah wali Allah dan hamba
pilihan-Nya yang senantiasa mendapatkan kecintaan dari-Nya. Dengan
sifat itulah hamba-hamba Allah akan teruji. Allah ta’ala berfirman,
berbicara kepada hambanya Muhammad ‘alaihisshalaatu wasallam (yang
artinya):
“Dan
kalau Kami tidak memperkuat (hati) mu, niscaya kamu hampir-hampir
condong sedikit kepada mereka. Kalau terjadi demikian, benar-benarlah
Kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat ganda di dunia ini dan
begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, kemudian kamu tidak
akan mendapat seorang penolongpun terhadap Kami.”(Q.S. Al Isra’ :74-75)
Allah
telah memerintahkan kepada malaikat untuk menetapkan ahlul iman
(orang-orang yang beriman) dengan firman-Nya (yang artinya):
“(Ingatlah),
ketika Rabbmu mewahyukan kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku
bersama kalian, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang beriman”.
(Q.S Al Anfaal :12)
Allah
telah mensyariatkan prinsip-prinsip, barangsiapa yang berjalan di
atasnya Dia akan memberikan terus menerus sifat keteguhan/keistiqomahan
dan nikmat terus menerus untuk mencintai sifat keteguhan/keistiqomahan
tersebut. dan nikmat terus menerus untuk mencintai sifat
keteguhan/keistiqomahan tersebut.
Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1.Menolong agama Allah.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya):
“Hai
orang-orang yang beriman, jika kalian menolong (agama) Alloh, niscaya
Dia akan menolong kalian dan meneguhkan kedudukan-kedudukan kalian.
(Q.S. Muhammad : 7)
2.Dengan perkataan yang kokoh dan benar. Allah ta’ala berfirman (yang artinya):
“Allah
meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh
itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, (Q.S. Ibrahim: 27)
3.Infaq di jalan Allah.
Allah yang Maha Tinggi dan Terpuji berfirman (yang artinya):
“Dan
perumpamaan orang-orang yang menginfaqkan hartanya karena mencari
keridloan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun
yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka
kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat, Jika hujan lebat tidak
menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat
apa yang kalian perbuat.” (Q.S. Al Baqarah : 265)
terletak
di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu
menghasilkan buahnya dua kali lipat, Jika hujan lebat tidak
menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat
apa yang kalian perbuat. (Q.S. Al Baqarah : 265)”
4.Berdoa.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya):
“Tatkala
mereka nampak oleh Jalut dan tentaranya, merekapun (Thalut dan
tentaranya) berdoa: “Ya Rabb kami, tuangkanlah kesabaran atas kami dan
tolonglah kami terhadap orang-orang kafir”. (Q.S. Al Baqarah : 250)
(Dan
firman Allah ta’ala yang artinya ) : “Dan berapa banyaknya Nabi yang
berperang bersama- sama mereka sejumlah besar pengikut (nya) yang
bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka
di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada)
musuh. Alloh menyukai orang-orang yang sabar. Tidak ada do’a mereka
selain ucapan: “Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan
tindakan-tindakan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah
kami terhadap kaum yang kafir”. Karena itu Allah memberikan kepada
mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.”
(Q.S.Ali Imran :146-148)
5.Menjalankan perkara-perkara yang diperintahkan-Nya dan menjauhi perkara yang dilarang.
Setiap
hamba yang benar perkataannya dan baik (hasan) amalnya maka dia adalah
hamba yang paling tetap keteguhan dan keistiqomahannya. Allah ta’ala
berfirman (yang artinya):
“Dan
sesungguhnya kalau Kami perintahkan kepada mereka: “Bunuhlah dirimu
atau keluarlah kamu dari dari kampungmu:, niscaya mereka tidak akan
melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan sesungguhnya
kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka,
tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih
menguatkan iman mereka, dan kalau demikian, pasti Kami berikan kepada
mereka pahala yang besar dari sisi Kami, dan pasti Kami tunjuki mereka
kepada jalan yang lurus. Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul
(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang
dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin,
orang-orang yang mati syahid dan orang- orang yang saleh. Dan mereka
itulah teman sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari
Allah, dan Allah cukup mengetahui. Hai orang-orang yang beriman,
bersiap-siagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran)
berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama!”
(Q.S. An Nisaa’: 66-71)
6.Tadabbur Al Quranul Kariim.
Ketahuilah
wahai hamba muslim, sesungguhnya hukum ketetapan dan asal tentang
sifat keteguhan dan keistiqomahan bersumber dari kitabullah dan sunnah
Rosul-Nya ‘alaihisshalaatu wasallam.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya):
“Katakanlah:
“Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Qur’an itu dari Rabbmu dengan haq,
untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi
petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri
(kepada Allah)”.(Q.S.An Nahl :102)
7.Menjadikan orang-orang yang sholeh sebagai qudwah.
Allah ta’ala berfirman(yang artinya) :
Orang-orang
itu tidak mampu menghalang-halangi Alloh untuk (mengadzab mereka) di
bumi ini, dan sekali-kali tidak ada bagi mereka penolong selain Alloh.
Siksaan itu dilipat gandakan kepada mereka. Mereka selalu tidak dapat
mendengar (kebenaran) dan mereka selalu tidak dapat melihat(nya).”
(Q.S. Huud : 20)
Ini
semua adalah sifat yang telah diwahyukan dan ditanamkan oleh
Rabbul’alamin diatas kesempurnaan janji ma’iyyah dan pengawasan
dari-Nya yang menunjukan bahwa Thoifah Al Manshuroh, mereka tidak bisa
diatur kedudukannya dan dicabut atau dirubah akar pangkalnya oleh
musuh-musuh Allah meskipun dalam keadaan musuh-musuh Allah itu bersatu.
Ath Thoifah Al Manshuroh mereka adalah orang-orang yang dipermisalkan
oleh Allah dalam ayat Al Quran (artinya ):
“Tidaklah
kamu perhatikan bagaimana Alloh telah membuat permisalan kalimat yang
baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang)
ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin
Rabbnya. Alloh membuat permisalan-permisalan itu untuk manusia supaya
mereka selalu ingat.” (Q.S. Ibrahim: 24-25)
Thoifah
Manshuroh mereka adalah orang-orang yang mencintai Alloh dan dicintai
oleh-Nya. Oleh sebab itulah mereka dalam keadaan tetap jiwanya dalam
memberantas Ahlul Bida’ dan Ahlul Ahwa’, menyumbat dengan adzab yang
pedih kepada thaghut-thaghut yang mengganti nikmat Alloh dengan
kekufuran dan menghalalkan masyarakatnya dengan neraka jahannam. Karena
sesungguhnya Thoifah Al Manshuroh mereka menyandarkan dirinya diatas
Manhaj (jalan/prinsip) Alloh yang kekal.
Mereka dalam keadaan tetap dhahir dimuka bumi meskipun orang-orang musyrik membenci dan tidak menghendakinya.
Allah berfirman (yang artinya):
“Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya
meskipun orang-orang kafir benci.” (Q.S. Ash Shaff: 8).
Tamat
(Diterjemahkan Oleh Al Ustadz Abu ‘Isa Nurwahid Dari Kitab Al Qabidhuna ‘ala Al Jamri)
0 comments