1. Backcross.
Backcross adalah
menyilang atau mengawinkan individu hasil hybrid (F1) dengan salah
satu P (parent). P memeliki genotip genotipe homozigot. Yaitu: satu homozigot
dominant dan induk yang lain homozigot resesip.
Contoh: karakter tinggi batang pada Visum sativum.
P ♀ TT
X ♂ tt
(tinggi) (pendek)
G T t
F1 Tt
(tinggi)
F. 1. Di Backcross:
1) Dengan induk dominan.
P2 ♀ Tt
X ♂ TT
(tinggi) (tinggi)
G T , t T
F2 TT Tt
(tinggi)
(tinggi) Hasil
Backcross = 100 % tinggi
2) Dengan induk resesif.
P2 ♀ Tt
X ♂ tt
(tinggi) (pendek)
G T ,
t t
F2 Tt tt
(tinggi) (pendek)
Hasil
Backcross = 50 % tinggi : 50 % pendek
2.
Testcross.
Testcross adalah menyilang atau
mengawinkan suatu individu yang tidak diketahui genotipnya dengan individu yang
diketahui genotipnya homozigot resesif.
Bertujuan untuk mengetahui sifat genetis suatu karakter (genotip) suatu
individu yang belum diketahui genotipnya.
Testcross
(uji silang) : juga dapat digunakan
untuk mengetahui peristiwa terjadinya pautan atau pindah silang, dan menentukan
jarak antar gen dalam satu kromosom..
Contoh:
Visum sativum berbatang tinggi di testcross, jika pada keturunannya
F.1 = 100 % berbatang tinggi maka genotipnya adalah TT (homozigot), akan tetapi
jika F.1 = 50 % tinggi dan 50 % pendek,
maka genotipnya adalah Tt. Perhatikan
diagram berikut !
Testcross:
1). P ♀ TT
X ♂ tt
(tinggi) (pendek)
G T t
F1 Tt
(tinggi)
Hasil
Testcross = 100 % tinggi
2) P
♀ Tt
X ♂ tt
(tinggi) (pendek)
G T,
t t
F1 Tt tt
(tinggi) (pendek)
Hasil Testcross = 50 % tinggi : 50 % pendek
11 April 2018 pukul 23.50
i need a subtitle