Tips dan trik memotret dikarnaval



Kalau Anda senang melihat pawai atau karnaval dari pinggir jalan, maka Anda harus rela berdesak-desakan dengan sesama penonton.
Anda harus mengeluarkan tenaga dan menebalkan urat malu supaya mendapat tempat yang strategis untuk menonton. Tubuh yang tinggi atau keterampilan memanjat merupakan keuntungan di sini. Dari ketinggian Anda bisa menyaksikan tontonan itu.

 Memotret pada keramaian
Meski demikian, menonton dengan terpaku di satu tempat ini memiliki kelemahan. Ketika arak-arakan itu sudah lewat di depan Anda, maka selesailah sudah tontonan itu. Selain itu, jika Anda memilih tempat yang kurang strategis, maka Anda tidak dapat menyaksikan atraksi istimewa yang ditampilkan oleh peserta karnaval. Peserta karnaval kadang menunjukkan aksi-aksi terbaik mereka ketika arak-arakan itu berhenti selama beberapa saat; ketika mereka sampai di simpang empat atau di depan panggung pertunjukan.

Ada cara lain untuk menonton acara karnaval yaitu dengan berperan sebagai fotografer atau videografer. Pada acara arak-arakan di jalanan ini, para perekam visual ini biasanya mendapat keleluasaan untuk masuk ke dalam arena. Mereka bebas bergerak kemana saja untuk mendapatkan posisi pemotretan yang terbaik. Memang, dalam acara tertentu ada aturan protokoler yang ketat. Hanya fotografer yang bertanda khusus saja yang diizinkan masuk. Akan tetapi pada kebanyakan acara, panitia membiarkan para penentang kamera untuk bergerak hilir mudik. Bahkan kadang sampai ijrik-ilir alias mondar-mandir di depan tamu kehormatan, tapi dibiarkan saja. Penyelenggara acara membutuhkan para fotografer ini untuk mempublikasikan acara yang mereka selenggarakan.

Kalau sedang beruntung, para fotografer bisa mendekat tokoh terkenal atau selebritas yang ikut pawai tersebut. Mereka bisa memilih sudut pandang yang unik. Mereka juga bebas berjalan dari ujung sampai dengan ekor barisan, dan berbalik lagi ke ujung sesuai keinginan.

Berminat memotret karnaval? Berikut tips yang mungkin berguna bagi Anda:
  1. Carilah informasi even-even karnaval. Mintalah kalender wisata setahun yang dibuat oleh Dinas Pariwisata setempat. Anda bisa juga mencari tahu di koran atau agenda acara di internet.
  2. Siapkan kamera Anda. Jika Anda hanya memiliki kamera saku digital, itu sudah cukup. Pindahkan gambar-gambar di kamera pada komputer, kemudian hapus gambar pada kamera untuk mengosongkan memori. Jangan lupa setrum baterai sampai kapasitas maksimal.
  3. Siapkan peralatan “tempur Anda”:
    1. Payung kecil
    2. Kartu memori dan baterai cadangan
    3. Ponsel dengan baterai penuh untuk berkomunikasi dengan penjemput Anda.
    4. Air minum
    5. Aksesoris kamera: lampu kilat, filter dan tripod kecil.
  4. Kenakan pakaian yang nyaman: Sandal gunung atau sepatu sport, topi, kaos berkerah lengan panjang dan celana sebatas lutut.
  5. Pahami lokasi acara supaya Anda bisa memarkirkan kendaraan sedekat mungkin dengan lokasi. Datanglah lebih awal supaya Anda bisa melakukan persiapan lebih baik. Jika datang terlambat maka Anda berjalan lebih jauh karena polisi pasti sudah menutup jalan menuju lokasi.
  6. Amati lingkungan sekitar dan lihatlah arah sinar matahari. Ini untuk mengantisipasi kemungkinan backlight. Pada Solo Batik Carnival 2009, arak-arakan berjalan ke arah Timur. Padahal acara diselenggarakan pada sore hari ketika matahari bergulir ke Barat. Akibatnya, kamera foto sering harus menantang sinar matahari. Jika hal ini tak terhindarkan, maka Anda perlu menyiapkan lampu kilat untuk menyaingi intensitas sinar matahari.
  7. Meski punya keleluasaan, tetap hargailah penonton lain. Usahakan jangan menghalangi pandangan penonton dengan terlalu lama berdiri di satu tempat. Anda juga harus memegang prinsip “empan papan” atau bisa menempatkan diri dengan tepat. Ada kalanya, kita harus menahan diri untuk tidak memotret sembarangan. Misalnya, pada saat pertunjukan berlangsung, kita sebaiknya tidak nyelonong berjalan ke tengah-tengah arena untuk memotret.
  8. Hargai sesama fotografer. Usahakan jangan sampai badan Anda menghalangi kamera yang ada di belakang Anda, terutama kamera video.
  9. Jangan lupa merekam ekspresi penonton. Penonton adalah bagian dari karnaval juga. Kalau kita jeli, kita bisa mendapatkan wajah penonton yang ekspresif saat menyaksikan pertunjukan.
  10. Bersikap P.D. (Percaya Diri) dan sedikit cuek. Kalau Anda hanya memegang kamera saku digital, biasanya akan minder melihat perlengkapan kamera yang dibawa fotografer lain. Dalam hal ini, sebaiknya bersikap cuek saja. Mereka punya perlengkapan kamera canggih karena memang itulah profesinya. Mereka harus mencari uang dari memotret. Entah sebagai fotografer koran, peserta lomba memotret atau penjual jasa memotret. Mereka dituntut menghasilkan karya terbaik. Sementara kita memotret hanya demi kesenangan saja. Jadi dibikin enjoy saja. Bukankah itu yang kita cari ketika memutuskan untuk menonton karnaval?
***
Tinggal di kota Klaten, yang berada di tengah-tengah antara kota Solo dan Jogja ternyata ada untungnya. Kedua kota budaya ini sering menggelar karnaval. Saya pernah memotret Solo Batik Carnival dan Pekan Budaya Tionghoa.

Thank for Purnawan Kristianto
Tags:

About

Thank you for your visit in my blog, you can access subtitle in this blog. If you need subtitle you can request in my contact or comment in one of article. Author : Alan Hendrawan

0 comments

Leave a Reply

Thank you for your comment in my blog