Kata
anak tetangga di sebelah kanan kos-ku, fisika itu asyik. Itu kata-nya.
Sedangkan seorang teman kuliah, senasib dan sepenanggungan yang setiap
hari mendekam di balik tumpukan “kitab suci” fisika, mengatakan fisika
itu ilmu yang sangat sulit dan membosankan.
Selama
ini banyak pelajar dan mantan pelajar sekolah menengah “sangat
ketakutan” jika guru fisika sudah menampakan dirinya dibalik pintu
kelas. Wah, fisika lagi… mungkin ini salah satu keluhan yang tidak
keluar dari mulut mereka. Hal ini sangat dimaklumi karena fisika selama
ini diidentikan dengan rumus-rumus yang selalu membuat dahi berkerut.
Ketika masih belajar di sekolah menengah, penulis termasuk salah seorang
siswa yang sangat membenci fisika. Beberapa teman bahkan sering
“sakit-sakitan” karena fisika. Sebelum pelajaran fisika dimulai,
biasanya penyakit mereka kambuh. Kebencian “kami” memuncak ketika guru
mulai memenuhi papan tulis dengan rumus-rumus atau latihan soal di awal
jam pelajaran, disertai ceramah membosankan, yang kadang membuat perut
kembung, sehingga terpaksa harus minta ijin ke depan.
Fisika
itu pelajaran yang sangat asyik dan tentu saja menyenangkan. Ini kata
saya, tapi sekali lagi, semuanya relatif. Mengapa asyik dan bahkan
menyenangkan ?
Sebagai manusia, semua
orang pasti pernah melewati masa kecil. Sekarang, mari kita ingat
kembali kenangan masa lalu yang kadang membahagiakan dan terkadang pula
tidak ingin dirindukan. Ketika masih kecil, biasanya kita sangat
tertarik dengan segala sesuatu yang berada disekeliling kita. Kadang
kita selalu ingin mempertanyakan hal-hal yang ada disekeliling kita,
sehingga para filsuf mengatakan, setiap manusia adalah seorang
filosofis. Keingintahuan yang begitu besar tentang fenomena alam atau
peristiwa sehari-hari yang terkait ilmu fisika biasanya ditanyakan
kepada ayah, ibu atau saudara kita. Masalahnya keluarga dekat kita
sebagian besar bukan fisikawan atau orang yang memahami fisika dengan
baik. Pa, itu apa ya ? tanya roni, misalnya. sang Ayah menjawab, itu
lampu listrik sayang… pa, lampu listrik kok nyala ya ? iya…. Bingung,
kalo ditanyain lagi, gumam sang ayah dalam hati. Pa, kenapa lampu
listriknya nyala ? Papa lagi sibuk ni sayang, main sama ibu aja ya….
Mungkin saja ini salah satu jawaban terbaik sang ayah, karena tidak tahu
harus menjawab apa atas pertanyaan anaknya. Wah, bakat seorang calon
fisikawan perlahan-lahan dikerdilkan. Ini hanya salah satu contoh.
Pernah mengalami ? dijawab dalam hati ya… ehm.. ehm…
Ketika
mulai belajar di bangku sekolah, bapak dan ibu guru fisika setiap hari
selalu menghadirkan rumus-rumus fisika yang aduhai, sedangkan
konsep-konsep fisika jarang sekali di jelaskan. Penurunan rumus juga
mungkin kurang dijelaskan dengan baik, sehingga siswa terpaksa menghafal
rumus-rumus tersebut, tanpa memahami dengan baik dari mana asal rumus
yang dihafal.
Apa yang terjadi kemudian ?
Fisika
semakin dibenci dan dianggap momok yang kurang menyenangkan. Pemahaman
konsep fisika pada diri siswa menjadi sangat lemah. Rumus-rumus yang
sering dihafal selama semalam suntuk untuk persiapan ujian keesokan
harinya (biar dapat nilai A+), akhirnya hilang tak berbekas setelah seminggu.
Apa
yang dicapai dalam pembelajaran fisika ? mungkin hanya nilai A+ sebagai
penghibur hati, bekal melanjutkan sekolah atau kuliah di perguruan
tinggi berkelas.
Fisika itu sulit ?
Ya…. Bagi sebagian orang yang kemampuan finansialnya pas-pasan. Maksud
penulis kemampuan intelektual. Apakah fisika itu sulit ? kok ditanya
lagi. Ilmu fisika itu obyek yang dipelajari. Sebagai obyek, sulit atau
tidaknya sangat tergantung bagaimana seorang pengajar fisika meramu
materi sedemikian rupa sehingga tampak menarik minat para siswa (dan mahasiswa). Ketika ada minat dan keinginan yang kuat untuk mengetahui sesuatu, kesulitan dengan sendirinya kabur…
Faktor
menarik sebenarnya sudah dimiliki oleh ilmu fisika karena Fisika
merupakan ilmu yang menjelaskan berbagai peristiwa alamiah yang dilihat
atau diamati dalam kehidupan sehari. Selain itu keindahan fisika
sebenarnya terletak pada konsep, yang selama ini sering ditelantarkan.
Dengan memahami konsep secara baik (dan benar), kita dapat
menjelaskan berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan ilmu fisika. Dengan memahami konsep secara baik dan benar,
rumus-rumus yang katanya sulit dengan sendirinya akan pahami dengan
mudah.
Inti belajar fisika adalah
belajar konsep. Keindahan fisika juga terletak pada konsep. Apabila
konsep fisika disajikan dengan menarik, misalnya dipadukan dengan
peristiwa dalam kehidupan sehari-hari atau fenomena alam, dan proses
pembelajarannya juga didukung dengan media yang tepat, mungkin setiap
hari para siswa akan selalu merindukan pelajaran fisika. Dan
penyakit-penyakit mingguan seperti perut kembung, diare, pusing dan
kawan-kawan akan tinggal kenangan…. Ehm..ehm… sekian dan terima kasih
atas perhatian anda. Sampai jumpa di episode berikutnya.
Terima
kasih untuk bapak dan ibu guru fisika yang selama ini telah mengajarkan
fisika di kelas. Karena jasamu, saat ini saya ingin menjadi guru
fisika.
By : GuruMuda
12 Oktober 2010 pukul 04.59
test,